Sebagai seorang pendidik dan reformator sosial, Dewi Sartika memiliki visi dan misi yang kuat dalam meningkatkan akses pendidikan bagi nagahijau388 di Indonesia. Beliau mendirikan Sekolah Isteri pada tahun 1904 dengan tujuan untuk memberikan pendidikan yang sama untuk perempuan seperti yang diterima oleh laki-laki pada masa itu. Sekolah yang kemudian berganti nama menjadi Sekolah Kartini ini menjadi cikal bakal gerakan pendidikan perempuan di Indonesia.
Dewi Sartika tidak hanya berfokus pada aspek akademis, tetapi juga memperhatikan pentingnya pendidikan karakter dan kepemimpinan bagi para siswinya. Ia mengajarkan nilai-nilai kebersihan, kerja keras, dan kesetaraan gender kepada para muridnya, sehingga mereka dapat menjadi wanita yang mandiri, berpendidikan, dan berkontribusi positif bagi masyarakat.
Selain mendirikan sekolah untuk perempuan, Dewi Sartika juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan keagamaan. Beliau terlibat dalam berbagai organisasi yang memperjuangkan hak-hak perempuan dan memperbaiki kondisi sosial masyarakat. Melalui karyanya dalam bidang pendidikan dan sosial, Dewi Sartika menjadi contoh teladan bagi generasi perempuan Indonesia untuk terus mengembangkan potensi dan memperjuangkan hak-hak mereka.
Warisan perjuangan Dewi Sartika dalam bidang pendidikan dan kesetaraan gender terus diabadikan dan dihormati oleh masyarakat Indonesia. Namanya diabadikan dalam sejumlah institusi pendidikan dan bangunan di Indonesia sebagai bentuk penghormatan atas kontribusinya dalam memajukan pendidikan perempuan. Dewi Sartika dianggap sebagai salah satu tokoh inspiratif dalam sejarah pendidikan Indonesia yang membuka jalan bagi perempuan untuk meraih pendidikan dan kesetaraan dalam masyarakat.