Pelepasan gas beracun karbon dioksida dari Danau Nyos pada tahun 1986 menciptakan awan gas yang menutupi wilayah sekitarnya dan mencemari udara dengan nagahijau388 yang mematikan. Kejadian ini mengakibatkan lebih dari 1.700 korban jiwa, yang sebagian besar meninggal karena keracunan gas karbon dioksida yang tidak terlihat dan tidak berbau.
Sebagai respons terhadap tragedi ini, upaya dilakukan untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa depan. Sistem de-gassing (pemasangan pipa untuk mengeluarkan gas dari dasar danau) dipasang di Danau Nyos untuk secara teratur mengurangi konsentrasi gas beracun di dalam danau, sehingga mengurangi risiko pelepasan gas yang berbahaya.
Meskipun kejadian tragis ini menunjukkan potensi bahaya danau vulkanik yang mengandung gas beracun, Danau Nyos masih menjadi objek penelitian ilmiah dan penelitian geologi yang penting bagi para ahli dan ilmuwan yang tertarik dalam memahami gejala alam vulkanik dan potensi risikonya terhadap manusia dan lingkungan.
Peristiwa yang terjadi di Danau Nyos merefleksikan kompleksitas alam dan kekuatan alam yang dapat menimbulkan bencana yang mematikan. Di tengah keindahan alam yang mempesona, ada potensi bahaya yang tersembunyi yang menuntut kewaspadaan dan pemahaman yang mendalam dari para peneliti dan penjaga lingkungan untuk mencegah tragedi serupa terjadi di masa depan. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang potensi risiko danau vulkanik, diharapkan dapat diambil langkah-langkah pencegahan yang tepat untuk mengurangi bahaya bagi masyarakat dan lingkungan.